jump to navigation

PORTFOLIO WILDAN SALIM NAJI January 21, 2015

Posted by didanrabian in Uncategorized.
add a comment

3D Modeling, Character Design, Manual Sketch, Still Image, Logo Design, Web Design, Product Design

Contoh desain logo menggunakan vector, aplikasi yang di gunakan Corel Draw X4 :

logo

Desain logo selanjutnya merupakan hasil penggabungan gambar dan editing menggunakan Adobe Photo Shop CS 3 :

test1

Desain selanjutnya merupakan desain untuk header sebuah situs web, pembuatan gambar menggunakan Adobe PS CS 3 :

web head copy

Berikut Desain karakter animasi dengan gambar manual pada media kertas dengan menggunakan pensil 2B :

THE BETRAYER

DRAGON

CORAT-coret

CHAR - 4

CHAR - 3

CHAR - 2

CHAR - 1

Desain kostum tim futsal atau sepak bola dengan vector menggunakan Corel Draw X4 :

royalflush design jadi royalflush design 2.2

Desain 3 dimensi karakter animasi menggunakan Autodesk 3D’s Max :

Betrayer

monster copy copy

Anjrit Akhir nya jadi juga!

Semua gambar boleh di comot, tapi tau etika nya kan 🙂

ETIKA MENGGUNAKAN GADGET (TSI) – Oleh : Wildan Salim Naji (18110513) 4KA31 July 22, 2014

Posted by didanrabian in TUGAS KULIAH didanrabian.
add a comment

ETIKA MENGGUNAKAN GADGET

Sadarkah Anda, smartphone, tablet, dan semua perangkat canggih yang ada kini membuat manusia menjadi antisosial, tak peduli sekitar? Ponsel adalah contoh paling nyata. Orang yang sudah asyik dengan ponselnya, cenderung tak peduli lagi dengan orang-orang di sekelilingnya.

Dalam jamuan makan, acara resmi, di keramaian, banyak orang lebih serius dengan ponselnya. Para user gadget canggih mulai melupakan etika yang sebenarnya memang ada. Akibatnya mereka akan mencelakakan dirinya sendiri, seperti kecelakaan akibat mengemudi sambil berponsel.

Ada beberapa aktivitas yang sebaiknya kita hindari saat sedang menggunakan ponsel atau gadget lain. Atau sebaliknya, jauhkan ponsel dari jangkauan ketika dalam kondsisi tertentu.

1. Sedang stress atau pikiran kacau

Dalam kondisi ini sebaiknya hindari ngetwit sesuatu atau posting di social media, maupun kirim SMS atau pesan teks ke orang lain. Sebab hanya akan membuat pesanmu jadi kacau, emosional, dan membuat pembacanya ikut terpancing emosi.

2. Sedang berjalan kaki

Sering jalan kaki sambil kirim SMS atau Twitteran? Mungkin asik. Hanya waspada saja kalau ada mobil atau motor mendadak menyerempetmu akibat kamu tidak sadar sudah berjalan di jalur yang salah. Atau bisa jadi tiba-tiba kamu terjatuh dalam lubang, terbentur pohon maupun tiang listrik.

3. Sedang di antrean

Antre memang menyebalkan. Biasanya orang akan berusaha asyik dengan gadgetnya untuk membunuh waktu. Hanya akan lebih menyebalkan lagi kalau antrean jadi terhenti akibat kamu tidak maju ke depan cuma karena keasyikan SMS-an.

4. Mengemudi

Kalau ini sudah tak perlu ditanya lagi alasannya. Kecelakaan karena asyik dengan ponsel saat mengemudi sudah banyak terjadi. Hindarilah memegang ponsel atau perangkat mobile lain selama mengemudi, demi keselamatan Anda dan orang lain.

5. Terlibat diskusi serius

Sedang meeting atau diskusi dengan atasan, orang tua, teman, guru, atau siapapun itu, tapi kamu justru lebih serius menatap layar ponsel. Rasanya menyebalkan sekali. Coba lupakan sejenal ponsel atau gadget canggihmu itu sejenak agar konsentrasimu tidak terbagi.

 

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF MENGGUNAKAN GADGET

Semua pasti pernah mendengar tentang gadget, bahkan memegangnya secara langsung. Belum?? Oke-oke, bagaimana kalau handpone atau iphone atau laptop, sudah pernah memegang bukan! Itu artinya kalian sudah mengerti contoh-contoh dari gadget. Gadget adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Inggris untuk merujuk pada suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik yang berguna yang umumnya diberikan terhadap sesuatu yang baru.

Kemajuan teknologi tidak selalu berdampak positif pada kehidupan masyarakat, bahkan terkadang cenderung memberikan dampak negatif terutama untuk moral dan perilaku bangsa ini. Baiklah mari bicarakan dampak positifnya terlebih dahulu, dengan adanya gadget yang kian hari semakin canggih tentunya sangat membantu dalam kemudahan bekerja, berkomunikasi, mengakses informasi, menyimpan data dan lain sebagainya yang sangat menunjang aktivitas sehari-hari. Apalagi dengan ukuran yang terbilang kecil sehingga mudah dibawa kemana-mana membuat gadget seolah-olah sebuah barang yang tidak terpisahkan dari pemiliknya.

Secara tidak sadar saat ini manusia sudah mengalami ketergantungan dengan gadget, dan itu sudah menjadi salah satu dampak negatif adanya gadget. Terbayang tidak jika kalian harus berpisah dengan handphone dalam waktu 1 hari saja, pasti ada perasaan yang mengganjal bukan?
Variasi gadget yang bermacam-macam kadang juga menimbulkan rasa minder atau iri yang mengakibatkan adanya kelompok-kelompok atau gank berdasarkan gadget yang dimiliki. Ambil contoh saja dalam sebuah komunitas ada yang punya Blackberry dan selebihnya hanya HP china murahan dengan fitur seadanya, bisa bayangkan sendiri kan yang terjadi.
Parahnya lagi tidak ada batasan umur untuk pengguna gadget, mulai dari anak kecil sampai orang tua bisa kita lihat memiliki handphone, karena akses informasi yang mudah tanpa filter akibatnya anak-anak dibawah umurpun mampu mengakses informasi yang seharusnya belum boleh diakses seperti pornografi. Apalagi saat ini harga barang-barang gadget yang beredar dipasaran sudah terjangkau bahkan untuk ukuran kantong anak sekolah. Tentunya tak lama lagi gadget-gadget canggih ini akan menyebar luas disetiap kalangan dan tak akan terbendung lagi.

Akhir-akhir ini terdengar berita simpang siurnya bahwa dampak radiasi gadget dapat menyebabkan kematian bagi seseorang.

Guru Besar Ilmu Kedokteran Nuklir, Fakultas Kedokteran Unpad Prof. Dr. Djohan Mansjur, Sp.P.D.-KEMD, Sp.K.N menjelaskan, radiasi secara umum memang menimbulkan perusakan pada jaringan sel. Misalnya penggunaan notebook atau komputer dapat merusak jaringan sel pada mata.

Begitu juga pada pendengaran, secara umum gelombang elektromagnetik dapat mempengaruhi kromosom, sel, dan sperma. Dalam pendengaran terjadi proses pengionan yang juga berhubungan dengan kinerja otak. Bila intensitasnya sering dan tinggi bisa menjadikan seseorang menjadi pelupa atau cepat pikun. Sementara radiasi yang menyerang kromosom dapat mengakibatkan mutasi gen yang menurut Prof.Mansjur dapat mengarah pada terjadinya kanker.

Dia juga mengatakan radiasi ada dua macam, yaitu radiasi alamiah dan radiasi buatan. Radiasi alamiah terjadi karena faktor alam seperti radiasi kosmis, radiasi dari bumi, tanah, atau dari tubuh manusia itu sendiri. Namun, secara alamiah manusia dapat beradaptasi pada radiasi ini.

Sedangkan radiasi buatan, contohnya sinar X-ray, CT scan, atau nuklir. Tapi radiasi ini sudah didesain sehingga lebih banyak memberikan manfaat daripada dampaknya, terutama bagi dunia kedokteran.

Sementara itu berkaitan dengan penggunaan telepon selular, dr.Endang, S.Sp., THT dari RS Al ISlam Bandung mengatakan ada dua pihak, yaitu ada yang mengatakan memang ada gelombang elektromagnetik yang berdampak pada kesehatan dan ada yang tidak. Terlepas dari itu dr.Endang mengatakan bunyi apapun yang terus-menerus dan intensitasnya tinggi akan mengganggu keseimbangan elektrolit yang ada di telinga.

Dalam rumah siput terdapat bulu-bulu halus yang akan bergetar jika ada gelombang bunyi yang secara mekanik datang dari luar yang diubah menjadi gelombang listrik. Organ lain yang akan terganggu adalah sistem kerja otak. Kalau keseimbangan proses mekanik terganggu di dalam telinga, otomatis akan mengganggu proses syaraf ke otak. Namun, dia tidak dapat memastikan apakah suara telepon seluler dapat mengganggu keseimbangan atau tidak karena penelitian masalah tersebut belum ada di Indonesia.

Namun bagaimanapun semua kembali pada individu masing-masing dan peranan orang tua sebagai pembimbing dituntut untuk mampu memberikan panutan yang benar. Sehingga dampak positif yang dihasilkan lebih menonjol dibandingkan dampak negatif dari adanya gadget.

CONTOH KASUS

cenderung autis atau asyik dengan gadgetnya sendiri sehingga tidak memperhatikan hal-hal yang ada disekitarnya misalnya ada orang yang mengajak mengobrol tetapi karena asyik dengan gadgetnya sampai tidak memperhatikan orang yang sedang bicara tersebut. Lalu remaja cenderung tidak bisa mengkontrol diri sendiri akibat sosialisasi yang terjadi secara tidak langgsung, lebih banyak konflik yang terjadi dan tidak ada upaya untuk menyelesaikan masalah, cenderung cepat bosan ketika ada orang yang menasehati, banyak mengeluh ketika banyak masalah, egois yang tidak tekendali, orang-orang disekitanya selalu dijadikan korban kemarahannya, orang yang banyak bergaul dengan gadget hidupnya sedikit tidak teratur.

 

Tulisan Mengenai Pembahasan UU RI No 36 Pasal 1 Ayat 14 (TSI) – Oleh : Wildan Salim Naji (18110513) 4KA31 June 6, 2014

Posted by didanrabian in Uncategorized.
add a comment

Didalam Peraturan Pemerintah ini diatur bahwa penyelenggaraan jaringan telekomunikasi dalam menjalankan usahanya dituntut untuk membangun dan atau menyediakan jaringan telekomunikasi yang sesuai dengan Rencana Dasar Teknis. Rencana Dasar Teknis dimaksud ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri.

 

Penyelenggara jaringan telekomunikasi dapat pula menyelenggarakan jasa telekomunikasi dengan mendapatkan izin terlebih dahulu dari Menteri. Selanjutnya penyelenggara jaringan telekomunikasi wajib menyediakan interkoneksi antar jaringan telekomunikasi. Pelaksanaan interkoneksi diberikan atas dasar permintaan dari penyelenggara jaringan telekomunikasi lainnya. Penyelenggaraan interkoneksi dikenakan biaya interkoneksi yang dibebankan kepada penyelenggara jaringan telekomunikasi asal, dan besaran biaya interkoneksi ditetapkan berdasarkan perhitungan yang transparan, disepakati bersama dan bersifat adil.

 

Penyelenggaraan jasa telekomunikasi diwajibkan untuk pertama, menyediakan fasilitas telekomunikasi yang menjamin adanya kualitas pelayanan jasa telekomunikasi yang baik. Kedua, penyelenggara jasa telekomunikasi dituntut untuk tidak bersikap diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa telekomunikasi. Ketiga, penyelenggara jasa telekomunikasi diwajibkan untuk melakukan pencatatan/perekaman pemakaian jasa telekomunikasi, serta wajib menyimpan catatan/rekaman dimaksud sekurang-kurangnya selama 3 (tiga) bulan. Pengguna jasa telekomunikasi yang memerlukan catatan/rekaman pemakaian jasa telekomunikasi dapat meminta catatan /rekaman dimaksud dengan membayar biaya pencetakan atas catatan/rekaman tersebut.

 

Menteri menetapkan pelaksanaan kontribusi kewajiban pelayanan universal (Universal Services Obligation) kepada penyelenggara jaringan telekomunikasi dan penyelenggara jasa telekomunikasi berupa penyediaan jaringan dan atau jasa telekomunikasi, kontribusi dalam bentuk komponen biaya interkoneksi, atau kontribusi lainnya.

 

Kewajiban Pelayanan Universal ini dimaksudkan sebagai kewajiban untuk menyediakan jaringan dan layanan telekomunikasi di daerah terpencil dan atau belum berkembang terutama yang berpotensi besar dapat menunjang sektor ekonomi dan memperlancar pertukaran informasi yang sangat diperlukan untuk mendorong kegiatan pembangunan dan pemerintahan.

 

Penyelenggaraan telekomunikasi khusus diselenggarakan untuk keperluan sendiri, pertahanan keamanan negara dan penyiaran. Penyelenggaraan telekomunikasi khusus diselenggarakan jika keperluannya tidak dapat dipenuhi oleh penyelenggara jaringan dan atau jasa telekomunikasi; lokasi kegiatannya belum terjangkau oleh penyelenggara jaringan dan atau jasa telekomunikasi; serta kegiatannya memerlukan jaringan telekomunikasi tersendiri dan terpisah. Selanjutnya, penyelenggaraan telekomunikasi khusus dibatasi untuk tidak melakukan penyelenggaraan telekomunikasi diluar peruntukkannya, disambungkan ke jaringan telekomunikasi lainnya, dan memungut biaya dalam bentuk apapun atas pengoperasiannya.

 

Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi dan jasa telekomunikasi dikenakan biaya penyelenggaraan telekomunikasi yang besarnya ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan pemerintah tersendiri.

 

Perizinan penyelenggaraan telekomunikasi dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu izin prinsip dan izin penyelenggaraan telekomunikasi. Perizinan tsb dimaksudkan sebagai upaya Pemerintah dalam rangka pembinaan untuk mendorong pertumbuhan penyelenggaraan telekomunikasi. Pemerintah berkewajiban untuk mempublikasikan secara berkala atas wilayah yang terbuka untuk penyelenggaraan telekomunikasi. Penyelenggara telekomunikasi wajib memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam perizinan.

 

Penyelenggara telekomunikasi diwajibkan untuk memberikan ganti rugi terhadap kesalahan/kelalaian yang dilakukannya yang menimbulkan kerugian langsung kepada pengguna jaringan dan atau jasa telekomunikasi.

 

Sebaiknya, penyelenggara jaringan telekomunikasi dapat pula meminta ganti rugi akibat pemindahan jaringan telekomunikasinya karena ada kegiatan atau permintaan dari instansi/departemen/lembaga atau pihak lain.

 

Selanjutnya diatur mengenai peran serta masyarakat dibidang telekomunikasi. Dalam rangka melibatkan peran aktif dari masyarakat dibentuk peran serta masyarakat dibidang telekomunikasi. Masyarakat dapat membentuk beberapa lembaga tsb. Sesuai dengan kebutuhannya. Lembaga dimaksud merupakan mitra Pemerintah yang memiliki tugas untuk menyampaikan pemikiran dan pandangan yang berkembang dalam masyarakat mengenai arah pengembangan pertelekomunikasian dalam rangka penetapan kebijakan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan dibidang telekomunikasi. Namun, perlu ditegaskan bahwa pemikiran dan pandangan dari lembaga tsb tidak bersifat mengikat kepada Pemerintah.

 

Sumber : http://www.kemendag.go.id/files/regulasi/2000/07/pp52p.htm

ETIKA PROFESI DESAIN INTERIOR (TSI) – Oleh : Wildan Salim Naji (18110513) 4KA31 June 6, 2014

Posted by didanrabian in Uncategorized.
add a comment

Etika profesi adalah materi yang mengkaji tentang suatu sistem tentang penghormatan terhadap tata cara dan perbuatan yang dibuat karena adanya perilaku manusia terhadap profesi yang dikerjakan.

 

Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.

 

Selanjutnya, karena kelompok profesional merupakan kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri. Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat “built-in mechanism” berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan kehlian (Wignjosoebroto, 1999). Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semual dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini.

 

PENGERTIAN ETIKA

 

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.

 

Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agara mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita. Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.

 

Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :

– Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

– Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

– Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya. Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia.

 

Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.

 

 

Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya prilaku manusia :

 

1. ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.

 

2. ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

 

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :

 

a. ETIKA UMUM, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.

 

b. ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.

 

ETIKA KHUSUS dibagi lagi menjadi dua bagian :

 

a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.

 

b. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.

 

Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia saling berkaitan.

 

Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadpa pandangan-pandangana dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup.

Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual saat ini adalah sebagai berikut :

1. Sikap terhadap sesama

2. Etika keluarga

3. Etika profesi

4. Etika politik

5. Etika lingkungan

6. Etika idiologi

 

SISTEM PENILAIAN ETIKA :

 

1.Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik atau jahat, susila atau tidak susila.

 

2.Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau telah mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi tumbuhnya dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan namanya pekerti. Jadi suatu budi pekerti, pangkal penilaiannya adalah dari dalam jiwa; dari semasih berupa angan-angan, cita-cita, niat hati, sampai ia lahir keluar berupa perbuatan nyata.

 

3.Burhanuddin Salam, Drs. menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan di nilai pada 3

(tiga) tingkat :

a. Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi masih berupa rencana dalam hati, niat.

b. Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan nyata, yaitu pekerti.

c. Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik atau buruk.

 

 

Dari sistematika di atas, kita bisa melihat bahwa ETIKA PROFESI merupakan bidang etika khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika sosial.

Kata hati atau niat biasa juga disebut karsa atau kehendak, kemauan, wil. Dan isi dari karsa inilah yang akan direalisasikan oleh perbuatan.

 

Dalam hal merealisasikan ini ada (4 empat) variabel yang terjadi :

a. Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya yang tidak baik.

b. Tujuannya yang tidak baik, cara mencapainya ; kelihatannya baik.

c. Tujuannya tidak baik, dan cara mencapainya juga tidak baik.

d. Tujuannya baik, dan cara mencapainya juga terlihat baik.

 

PENGERTIAN PROFESI

 

Profesi

 

Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.

 

Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas sampai mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan sebagainya. Sejalan dengan itu, menurut DE GEORGE, timbul kebingungan mengenai pengertian profesi itu sendiri, sehubungan dengan istilah profesi dan profesional. Kebingungan ini timbul karena banyak orang yang profesional tidak atau belum tentu termasuk dalam pengertian profesi.

 

Berikut pengertian profesi dan profesional menurut

 

DE GEORGE : PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.

 

Yang harus kita ingat dan fahami betul bahwa “PEKERJAAN / PROFESI” dan “PROFESIONAL” terdapat beberapa perbedaan :

 

PROFESI :

– Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.

– Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).

– Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.

– Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

 

PROFESIONAL :

– Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.

– Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.

– Hidup dari situ.

– Bangga akan pekerjaannya.

 

CIRI-CIRI PROFESI

 

Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :

1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.

2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.

5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kaum profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas rata-rata. Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain pihak ada suatu kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka kepentingan masyarakat. Seandainya semua bidang kehidupan dan bidang kegiatan menerapkan suatu standar profesional yang tinggi, bisa diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang semakin baik.

 

PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI :

 

1. Tanggung jawab

– Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.

– Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat

pada umumnya.

 

2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa

yang menjadi haknya.

 

3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri

kebebasan dalam menjalankan profesinya.

 

SYARAT-SYARAT SUATU PROFESI :

 

– Melibatkan kegiatan intelektual.

– Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.

– Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.

– Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.

– Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.

– Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.

– Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

– Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.

 

PERANAN ETIKA DALAM PROFESI :

 

1.Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.

 

2.Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.

 

3.Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut.

Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik super spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya.

 

KODE ETIK PROFESI

 

Kode; yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis.

 

Kode etik ; yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.

MENURUT UU NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN)

Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Kode etik profesi sebetulnya tidak merupakan hal yang baru. Sudah lama diusahakan untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh kelompok itu. Salah satu contoh tertua adalah ; SUMPAH HIPOKRATES, yang dipandang sebagai kode etik pertama untuk profesi dokter. Hipokrates adalah doktren Yunani kuno yang digelari : BAPAK ILMU KEDOKTERAN. Beliau hidup dalam abad ke-5 SM. Menurut ahli-ahli sejarah belum tentu sumpah ini merupakan buah pena Hipokrates sendiri, tetapi setidaknya berasal dari kalangan murid-muridnya dan meneruskan semangat profesional yang diwariskan oleh dokter Yunani ini. Walaupun mempunyai riwayat eksistensi yang sudah-sudah panjang, namun belum pernah dalam sejarah kode etik menjadi fenomena yang begitu banyak dipraktekkan dan tersebar begitu luas seperti sekarang ini.

 

Jika sungguh benar zaman kita di warnai suasana etis yang khusus, salah satu buktinya adalah peranan dan dampak kode-kode etik ini.

Profesi adalah suatu MORAL COMMUNITY (MASYARAKAT MORAL) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama. Kode etik profesi dapat menjadi penyeimbang segi-segi negative dari suatu profesi, sehingga kode etik ibarat kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus juga menjamin mutu moral profesi itu dimata masyarakat. Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, seban dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi.

 

Tetapi setelah kode etik ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan pemikiran etis, tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi etis. Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak akan efektif kalau di drop begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau instansi-instansi lain; karena tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri.

Instansi dari luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan barang kali dapat juga membantu dalam merumuskan, tetapi pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan oleh profesi yang bersangkutan. Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus menjadi hasil SELF REGULATION (pengaturan diri) dari profesi. Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam atas putih niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan citacita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang bis mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya di awasi terus menerus. Pada umumnya kode etik akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode etik.

 

SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK :

a. Sanksi moral

b. Sanksi dikeluarkan dari organisasi

 

Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat melanggar kode etik. Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self regulation yang terwujud dalam kode etik; seperti kode itu berasal dari niat profesi mengatur dirinya sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan profesi untuk menjalankan kontrol terhadap pelanggar. Namun demikian, dalam praktek seharihari control ini tidak berjalan dengan mulus karena rasa solidaritas tertanam kuat dalam anggota-anggota profesi, seorang profesional mudah merasa segan melaporkan teman sejawat yang melakukan pelanggaran. Tetapi dengan perilaku semacam itu solidaritas antar kolega ditempatkan di atas kode etik profesi dan dengan demikian maka kode etik profesi itu tidak tercapai, karena tujuan yang sebenarnya adalah menempatkan etika profesi di atas pertimbangan-pertimbangan lain. Lebih lanjut masing-masing pelaksana profesi harus memahami betul tujuan kode etik profesi baru kemudian dapat melaksanakannya. Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional

 

TUJUAN KODE ETIK PROFESI :

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

4. Untuk meningkatkan mutu profesi.

5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.

7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

8. Menentukan baku standarnya sendiri.

 

Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :

 

1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.

 

2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.

 

3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.

 

Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang.

 

SUMBER : http://rosadesain.blogspot.com/2010/04/etika-profesi-desain-interior.html

Etika dan Profesi Teknologi Sistem Informasi (Project Manager) (TSI) – Oleh : Wildan Salim Naji (18110513) 4KA31 April 24, 2014

Posted by didanrabian in Uncategorized.
add a comment

Etika Profesi Project Manager

Projek Manajer atau sering kita dengar dengan PM adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan dari suatu projek agar kelangsungan projek dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat menghasilkan karya sesuai yang diharapkan oleh client.

 

Kriteria Project Manager yang Baik

Pemilihan seorang projek manajer merupakan satu dari dua atau tiga keputusan paling utama mengenai proyek. Projek manajer perlu memiliki kerangka harapan agar dapat berhasil dengan baik.Setidaknya ada 3 (tiga) karakteristik yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kualifikasi seseorang untuk menjadi Projek manajer yaitu:

 

1.    Karakter Pribadinya

a.    Memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai teknis pekerjaan dari proyek yang dikelola olehnya.

b.    Mampu bertindak sebagai seorang pengambil keputusan yang handal dan bertanggung jawab.

c.    Memiliki integritas diri yang baik namun tetap mampu menghadirkan suasana yang mendukung di lingkungan tempat dia bekerja.

d.   Asertif

e.    Memiliki pengalaman dan keahlian yang memadai dalam mengelola waktu dan manusia.

2.    Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Proyek yang Dikelola

a.     Memiliki komitmen yang kuat dalam meraih tujuan dan keberhasilan proyek dalam jadwal, anggaran dan prosedur yang dibuat.

b.     Pelaksanakan seluruh proses pengembangan proyek IT sesuai dengan anggaran dan waktu yang dapat memuaskan para pengguna/klien.

c.     Pernah terlibat dalam proyek yang sejenis.

d.     Mampu mengendalikan hasil-hasil proyek dengan melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja yang disesuaikan dengan standar dan tujuan yang ingin dicapai dari proyek yang dilaksanakan.

e.     Membuat dan melakukan rencana darurat untuk mengantisipasi hal-hal maupun masalah tak terduga.

f.      Membuat dan menerapkan keputusan terkait dengan perencanaan.

g.     Memiliki kemauan untuk mendefinisikan ulang tujuan, tanggung jawab dan jadwal selama hal tersebut ditujukan untuk mengembalikan arah tujuan dari pelaksanaan proyek jika terjadi jadwal maupun anggaran yang meleset.

h.     Membangun dan menyesuaikan kegiatan dengan prioritas yang ada serta tenggat waktu yang ditentukan sebelumnya.

i.       Memiliki kematangan yang tinggi dalam perencanaan yang baik dalam upaya mengurangi tekanan dan stres sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja tim.

j.      Mampu membuat perencanaan dalam jangka panjang dan jangka pendek.

3.    Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Tim yang Dipimpin

a.    Memiliki kemampuan dan keahlian berkomunikasi serta manajerial.

b.    Mampu menyusun rencana, mengorganisasi, memimpin, memotivasi serta mendelegasikan tugas secara bertanggung jawab kepada setiap anggota tim.

c.    Menghormati para anggota tim kerjanya serta mendapat kepercayaan dan penghormatan dari mereka.

d.   Berbagi sukses dengan seluruh anggota tim.

e.    Mampu menempatkan orang yang tepat di posisi yang sesuai.

f.     Memberikan apresiasi yang baik kepada para anggota tim yang bekerja dengan baik.

g.    Mampu mempengaruhi pihak-pihak lain yang terkait dengan proyek yang dipimpinnya untuk menerima pendapat-pendapatnya serta melaksanakan rencana-rencana yang disusunnya.

h.    Mendelegasikan tugas-tugas namun tetap melakukan pengendalian melekat.

i.      Memiliki kepercayaan yang tinggi kepada para profesional terlatih untuk menerima pekerjaan-pekerjaan yang didelegasikan darinya.

j.      Menjadikan dirinya sebagai bagian yang terintegrasi dengan tim yang dipimpinnya.

k.    Mampu membangun kedisiplinan secara struktural.

l.      Mampu mengidentifikasi kelebihan-kelebihan dari masing-masing anggota tim serta memanfaatkannya sebagai kekuatan individual.

m.  Mendayagunakan setiap elemen pekerjaan untuk menstimulasi rasa hormat dari para personil yang terlibat dan mengembangkan sisi profesionalisme mereka.

n.    Menyediakan sedikit waktu untuk menerima setiap ide yang dapat meningkatkan kematangan serta pengembangan dirinya.

o.    Selalu terbuka atas hal-hal yang mendorong kemajuan.

p.    Memahami secara menyeluruh para anggota tim yang dipimpinnya dan mengembangkan komunikasi efektif di dalamnya.

 

Kegiatan yang boleh dilakukan oleh seorang project manager

 

a.      Pengelolaan Proyek

Pengelola proyek manajer mempunyai dua tugas pokok antara lain:

1.      Mengadakan dan mendorong arus kegiatan horizontal, baik dengan departemen fungsional di dalam organisasi perusahaan ataupun diluar perusahaan.

2.      Menetapkan integrator yang dikembangkan menjadi penanggung jawab tunggal. Contoh; Projek manajer, yang berfungsi sebagai Pusat sumber informasi bagi masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek, Melakukan koordinasi dan usaha-usaha tindak lanjut antar departemen fungsional dan organisasi proyek, Integrator dan pendorong agar kegiatan- kegiatan dilakukan sesuai kepentingan dan sasaran proyek, Accountability terhadap pelaksanaan kegiatan proyek.

 

3.      Memadukan perencanaan dan pengendalian

              Dalam pengelolaan proyek ada tiga faktor yang mempengaruhi keputusan manajer manajer, yakni: waktu, sumber-sumber, dan biaya. berkaitan dengan tiga faktor tersebut, maka projek manajer perlu mencari prosedur yang dapat membantu mereka menentukan berapa lama suatu proyek diharapkan selesai, dan kapan kegiatan tertentu harus dimulai dan diselesaikan. Ini akan memberikan batasan waktu penyelesaian proyek dan tolok ukur untuk pengendalian kemajuan proyek. Dalam banyak kasus proyek, beberapa kegiatan merupakan kegiatan kritis dan harus diselesaikan tepat pada waktunya atau keseluruhan penyelesaian proyek akan tertunda.  
        Selain menentukan kegiatan-kegiatan kritis, projek manajer harus juga menentukan sumber-sumber yang digunakan seperti misalnya tenaga kerja dan peralatan dan bagaimana sumber-sumber tersebut dialokasikan ke berbagai kegiatan. Terakhir, bahwa biaya proyek harus dikendalikan mengharuskan manajer mencari cara bagaimana biaya dapat diminimisasi.

 

b.      Proses Perencanaan Proyek

Berikut ini diberikan tahapan-tahapan perencanaan proyek yang harus dilakukan oleh projek manajer, yakni:

1.        Pendefinisian Proyek

        Tahap pertama dalam proses perencanaan proyek adalah menentukan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dan urut-urutan kegiatan. Kemudian divisualisasikan dengan diagram balok (Gant Chart) atau grafis (CPM/PERT). Untuk kepentingan tersebut, berikut ini diberikan beberapa istilah yang sering digunakan dalam manajemen proyek:

         Proyek adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang memiliki tujuan tertentu.

         Kegiatan (Activities) meruapakan tugas-tugas yang mengkonsumsi waktu, atau sumber-sumber lain.

         Peristiwa adalah satu titik waktu yang mewakili saat mulai dan saat selesainya suatu kegiatan.

         Predecessor adalah kegiatan yang harus selesai sebelum satu kegiatan lain tertentu dimulai.

         Follower adalah kegiatan yang baru bisa dimulai setelah kegiatan lain selesai dikerjakan.

         Jaringan Kerja (Network) adalah gambaran grafis dari suatu masalah atau situasi yang berisi lingkaran (nodes) yang bernomor dan yang dihubungkan dengan urutan garis (branches atau arcs)

         Lingkaran (nodes) adalah  titik perpotongan atau pertemuan  dari suatu jaringan kerja.

         Branches adalah garis yang menghubungkan lingkaran-lingkaran dan mewakili kegiatan dalam suatu jaringan kerja.

         Anak Panah (Arcs) memiliki arti yang sama dengan branches.

         Dummy Activity kegiatan fiktif yang tidak mengkonsumsi waktu untuk mewakili predecessor atau digunakan ketika dua atau lebih kegiatan yang memiliki lingkaran mulai dan lingkaran selesai yang sama.

2.        Perencanaan Sumber-Sumber

            Setelah jaringan kerja proyek terbentuk, informasi yang diperlukan pada tahap selanjutnya adalah sumber-sumber yang diperlukan untuk mengerjakan setiap kegiatan. Untuk tujuan penyusunan skedul, sumber yang sangat penting adalah waktu. Penting untuk menghitung keseluruhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek dan untuk menyusun skedul setiap kegiatan yang ada.

        Berkaitan dengan jenis sumber, yakni waktu, dapatlah dibedakan menjadi dua kategori yaitu yang bersifat uncertainty dan yang certainty. Berikut ini diberikan beberapa istilah waktu yang sering digunakan dalam manajemen proyek:

  • Optimistic Time (a) adalah perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan, yang didasarkan pada asumsi bahwa kegiatan akan berjalan tanpa ada hambatan apapun atau dalam kondisi dan situasi yang ideal.
  • Most Probable Time (m) adalah perkiraan waktu yang paling mungkin untuk menyelesaikan suatu kegiatan.
  • Pessimistic Time (b) adalah  perkiraan waktu penyelesaian suatu kegiatan yang didasarkan pada asumsi bahwa terjadi situasi dan kondisi yang sangat tidak menguntungkan
  • Expected Activity Time (t) adalah waktu rata-rata dari suatu kegiatan.

3.      Penjadwalan Proyek

Skedul membantu manajer untuk menggunakan sumber-sumber secara efektif dan untuk memonitor kemajuan dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan.

 

Peranan Project Manager

Projek manajer mempunyai peranan sebagai berikut:

  Berperan untuk mengintegrasikan beberapa kegiatan yang berbeda untuk mencapai tujuan tertentu.

  Berperan juga sebagai seorang komunikator. Dengan ini berarti projek manajer menjadi tempat terakhir menujunya laporan-laporan, memo, permintaan dan keluhan. Projek manajer juga mengambil input dari banyak sumber, mengolah dan menyampaikan informasi ke beberapa pihak dan memastikan bahwa semua orang yang punya peran dalam proyek mengetahui informasi mengenai kebijaksanaan, tujuan, anggaran, jadwal kebutuhan, dan perubahan yang ada dalam proyek sesuai peran yang dimiliki.

  Berperan untuk mengambil keputusan yang menjadi wewenangnya, antara lain mengenai realokasi sumber daya, mengubah lingkup proyek, menyeimbangkan kriteria biaya, jadwal dan performansi.

  Merupakan seorang enterpreuneur yang harus berusaha untuk melakukan pengadaan dana, fasilitas dan orang agar proyek dapat berjalan.

  Merupakan seorang agen pengubah yang mempelopori pemakaian ide yang baru dan inovatif dan berusaha keras mengatasi halangan untuk melakukan perubahan.

 

Tanggung Jawab Project Manager

Seorang projek manajer memiliki tanggung jawab utama yaitu menyerahkan hasil akhir proyek dalam kriteria waktu, biaya, dan informasi yang telah ditetapkan, termasuk profit yang ditargetkan. Secara garis besar tanggung jawab projek manajer adalah (Soeharto, 1997):

  • Merencanakan kegiatan-kegiatan dalam proyek, tugas-tugas dan hasil akhir, termasuk pemecahan pekerjaan, penjadwalan dan anggaran.
  • Mengorganisasikan, memilih dan menempatkan orang-orang dalam tim proyek. Mengorganisasikan dan mengalokasikan sumber daya.
  • Memonitor status proyek.
  • Mengindentifikasikan masalah-masalah teknis.
  • Titik temu dari para konstituen: subprojek manajer, user, konsultan, top management.
  • Menyelesaikan konflik yang terjadi dalam proyek.
  • Merekomendasikan penghentian proyek atau pengerahan kembali sumber daya.

 

Kegiatan yang tidak boleh dilakukan Project Manager

  Memimpin dengan leadership yang kurang memadai

Teamwork adalah segalanya. Kesimpulan para project manager yang berhasil menyatakan bahwa bagaimanapun sulitnya proyek, akan dapat teratasi jika teamwork bagus dan solid. Banyak pula referensi ilmiah yang menyebutkan demikian. Lihatlah proyek yang berhasil, akan selalu dikerjakan oleh tim yang bagus. Salah satu faktor terpenting membentuk teamwork yang bagus hanyalah leadership. Di sinilah korelasi terkuat bahwa Project Manager yang memiliki leadership yang kuat, cenderung memiliki track record yang baik. Banyak projek manajer yang tidak memahami hal ini. Project Manager hanya dinilai dan dipilih berdasarkan like and dislike. Tidak sedikit pula Project Manager dipilih hanya karena hard competencies tanpa melihat kemampuan leadership. Akibatnya tim proyek menjadi tidak terbentuk dengan baik bahkan terjadi konflik internal yang tak kunjung usai. Proyek menjadi tidak dilaksanakan sesuai rencana.

 

 

  Melakukan kesalahan estimasi saat tender.

Fase tender adalah fase yang memegang peranan yang paling tinggi yang berdampak terhadap keberhasilan proyek. Pada fase ini projek manajer harus mampu merencanakan proyek dengan baik. Jika dalam project life cycle mengenal istilah planning, maka dalam konteks projek manajer, perencanaan saat tender adalah pra-planning yang ibarat membuat chip sebuah processor komputer. Kesalahan yang sering terlihat adalah projek manajer tidak membuat sistem tender yang memadai. Beberapa contoh adalah:

         Estimator yang tidak kompeten. Estimator seringkali karyawan yang dianggap gagal di proyek yang lalu ditempatkan pada bagian tender yang tentu saja kehilangan motivasi bekerja. Akibatnya proses estimasi tidak dilakukan dengan baik.

         Proses perhitungan tidak optimal dalam menggali potensi atau risiko serta strategi-strategi penting yang harus dilakukan dalam rangka pelaksanaan proyek yang baik.

         Kondisi draft kontrak sering tidak dikaji terlebih dulu apalagi proyek pemerintah. Jarang melakukan cross-check atas beberapa dokumen yang sering berbeda satu dengan lainnya.

         Tidak melakukan site investigation yang memadai.

Kondisi ini diperparah bahwa pelajaran ini terputus karena tidak dilakukan pencatatan-pencatatan yang bisa menjadi lesson learn penting. Terlebih lesson learn tersebut cenderung melekat pada orang, bukan pada sistem. Sehingga pergantian personil atau pejabat tender, berarti akan mengulang kesalahan. Tak heran kejadian ini terjadi berulang kali.

  Menganggap remeh kontrak.

Kontrak bisa dikatakan kitab suci dalam menjalankan proyek. Oleh projek manajer, kontrak sering hanya disimpan dalam laci hingga proyek selesai atau jika tidak pada saat  proyek terlanjur mengalami masalah kontraktual. Kadang pula kontrak baru ditandatangani pada saat proyek hampir selesai dilaksanakan. Dampak akibat masalah kontrak ini merupakan yang terbesar terhadap biaya. Sehingga apabila projek manajer mengabaikan aspek kontrak, maka peluang menderita kerugian yang besar akan tinggi.

Personil yang menguasai kontrak secara benar pun bisa dihitung dengan jari. Pemahaman kontrak sering didapat dari mulut ke mulut, bukan dari dasar literatur yang benar. Peraturan yang adapun berbeda persepsi satu dengan lainnya alias tidak singkron. Alhasil, terjadi penyimpangan sistemik. Jika ingin cek, coba saja tanyakan definisi dan bagaimana seharusnya pelaksanaan kontrak lump sum pada beberapa orang termasuk konsultan dan auditor, hampir dipastikan jawabannya akan berbeda-beda. Inilah yang menyebabkan sering dispute dalam pelaksanaan kontrak yang begitu melelahkan. Jika projek manajer lemah dalam penguasaan kontrak, maka projek manajer akan dalam masalah yang besar.

  Melakukan Perencanaan sambil Jalan

Istilah ini rasanya cukup tepat untuk menyebut perencanaan ala projek manajer yang sering bermasalah dalam pelaksanaan proyeknya. Perencanaan pada saat awal kurang baik atau dilakukan setengah hati. Padahal masa awal proyek adalah masa “emas” untuk melakukan perencanaan yang matang. Perencanaan yang baik yang dilakukan pada awal proyek sebelum proyek dilaksanakan akan menentukan keberhasilan proyek.

Fase perencanaan adalah sangat menentukan. Pada fase ini, perencanaan yang telah dilakukan pada saat tender direview dan didetailkan. Proses perencanaan sendiri memang berjalan sejak awal proyek hingga proyek selesai. Namun porsi perencanaan harus lebih banyak di awal. Hal inilah yang tidak disadari oleh projek manajer. Akhirnya mereka melakukan perencanaan sambil jalan, sehingga menimbulkan masalah dalam pelaksanaannya sebagai akibat perencanaan yang tidak baik. Perencanaan sambil jalan ini sering menyebabkan mismatch yang berdampak pada produktifitas rendah yang berujung pada keterlambatan.

  Melakukan Analisis Resiko dengan Setengah-Setengah

Projek manajer pasti tahu apa itu risiko, tapi belum tentu tahu apa itu manajemen risiko, apalagi melaksanakannya. Mereka tahu ada risiko kenaikan harga, risiko cuaca buruk, risiko keterlambatan pelaksanaan. Namun mereka tidak tahu bagaimana menilai dan mengelola risiko-risiko yang mungkin akan terjadi. Akibatnya jelas risiko akan terjadi sesuai prediksi mereka tanpa melakukan langkah antisipasi yang memadai.

Projek manajer cenderung membuat cadangan keuntungan yang sebanyak mungkin untuk mengantisipasi risiko. Kadang-kadang dengan cara yang salah. Risiko ditangani pada saat risiko tersebut benar-benar terjadi. Padahal penanganan risiko yang telah terlanjur terjadi membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan bisa saja membuat proyek mengalami kegagalan fatal jika risiko yang terjadi adalah risiko yang berdampak sangat besar. Seberapa besar cadangan yang ada, biasanya selalu kurang. Fokus hanya pada membuat cadangan dan tidak melakukan pengelolaan risiko adalah kesalahan yang turun-temurun di projek manajer kita.

  Tidak Memastikan Informasi Diterima dengan Baik

Komunikasi yang dimaksud di sini adalah komunikasi yang harus dilakukan dalam rangka memastikan informasi diterima dengan baik. Banyak sekali projek manajer yang tidak menyadari pentingnya aspek ini, padahal proyek konstruksi melibatkan begitu banyak pihak dengan hubungan yang cukup rumit. Sehingga arus informasi harus dikelola dengan hati-hati. Seringkali informasi penting disampaikan dengan cara yang tidak tepat, sehingga informasi datang terlambat, dipahami sepotong-potong, bahkan salah persepsi. Komunikasi juga sering dilihat dan dipahami sebagai komunikasi langsung seperti fasilitas telepon, HP, HT, dan lain-lain. Project manager masih menganggap bahwa dengan memenuhi fasilitas tersebut berarti telah memenuhi aspek komunikasi proyek. Banyak kerancuan pemahaman yang terjadi.

  Melakukan Hubungan yang Jelek dengan Stakeholder

Stakeholder proyek adalah Pemilik, Pengawas, Perencana dan Vendor. Mereka haruslah berada dalam satu kesepahaman yang sama bahwa mereka adalah bagian dari satu tim yang menentukan keberhasilan proyek. Sekat kepentingan harusnya dapat dinegosiasikan. Projek manajer sangat berkepentingan terhadap terbentuknya hubungan yang baik dengan semua stakeholder. Sedemikian projek manajer harus mampu berkontribusi positif dalam terbentuknya hubungan yang kondusif yang sangat membantu dalam hal kelancaran komunikasi proyek. Peran Project Manager sangat tinggi sebagai komunikator dan negosiator.

Kesalahan saat ini adalah projek manajer lemah dan kurang berkontribusi besar dalam terbentuknya teamwork tersebut. Kebuntuan komunikasi selalu dianggap sebagai suatu “permintaan” salah satu pihak, padahal tidaklah selalu demikian. Kesalahan lain adalah menganggap vendor sebagai pihak yang lebih rendah. Padahal tanpa vendor, projek manajer bukanlah apa-apa. Adapula yang salah kaprah yang mendekati vendor dengan maksud tertentu. Ini akan membuat posisi tim proyek akan lemah dalam mengendalikan vendor tersebut serta potensi hidden cost. Perlu diperhatikan prinsip ekonomi bahwa pengorbanan atau biaya sedikit-mungkin untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Vendor cenderung menyambut baik indikasi ini untuk mendapatkan keuntungan lebih seperti prinsip ekonomi tersebut. Disadari atau tidak, tapi ini adalah fakta.

  Tidak memahami Critical Success Factors (CSF’s) Proyek

Critical success factors (CSF’s) proyek adalah faktor yang paling menentukan keberhasilan proyek / project success. Projek manajer jarang mengetahui tentang hal ini. Sehingga proyek sulit mencapai target yang ditentukan atau menjadi tidak berhasil. CSF’s bisa berupa detail gambar yang baik, financing yang memadai, tersedianya jalan akses sementara sejak awal proyek, kualitas tenaga finishing yang baik, penanganan cuaca yang memadai, dan lain-lain. Ini sangat tergantung dengan karakter proyek yang unik. Tiap proyek akan memiliki CSF’s yang berbeda yang harus diidentifikasi dan dikelola sejak awal proyek.

Umumnya di Indonesia,  lebih mengandalkan kemampuan problem solving (walaupun belum begitu baik). CSF’s disadari pada pertengahan jalan dan terlambat untuk mulai dikelola dengan baik. Kalaupun ada segelintir yang tahu, tapi belum dilakukan pengelolaan yang sistematis, sehingga proyek jarang yang berhasil dengan baik. Kondisi ini terjadi berulang kali hingga sekarang. Tak berlebihan jika penyebab utama karyawan proyek terlihat bekerja jauh lebih keras dari sektor lain adalah karena hal ini.

 

Kesimpulan

Projek manajer yang baik adalah orang yang selalu meningkatkan skill yang dimilikinya seperti meningkatkan technical skills,leadership skill,communication skill, dan skill lainnya. Hal terpenting yang harus dimiliki oleh projek manajer adalah kemampuan menjalin kerjasama yang baik dengan client dan mampu memimpin dan mendelegasikan tugas dan tanggung jawab kepada anggota tim yang dipimpinnya.

Kesalahan yang dilakukan oleh projek manajer akan membawa dampak yang besar untuk perusahaannya karena berhubungan dengan customer/pelanggan. Pelanggan yang kecewa akan sulit untuk kembali melakukan transaksi dengan perusahaan tersebut.

 

Sumber :

1.                       www.google.com

2.                       http://rahmaekaputri.blogspot.com/2012/04/manajer-proyek.html

3.                       https://sites.google.com/site/operasiproduksi

4.                       www.wikipedia.com

5.                       http://tim-proyek-245864.html

6.                       http://WEB-INF.prmob.net/views/ltr/article.jspx

Etika dan Profesi Teknologi Sistem Informasi (TIS) – Oleh : Wildan Salim Naji (18110513) 4KA31 March 9, 2014

Posted by didanrabian in Uncategorized.
add a comment

Apa itu etika dan profesi Teknologi Sistem Informasi (TSI)?

 

Mari kita bagi dan jelaskan per kosa-kata.

Apa yang dimaksud dengan etika ? dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Sedangkan profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dsb) tertentu. 

Bicara mengenai profesi, yang kita ketahui bahwa profesi adalah pekerjaan, contohnya seperti dokter, guru, penyanyi, dll. Namun tidak semua bidang pekerjaan dapat dikatakan sebagai profesi. Maka dari itu ada istilah profesionalisme. Profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.

 

Untuk penjelasan mengenai Profesionalisme (profésionalisme) ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya ter­dapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional. Profesionalisme berasal daripada profesion yang bermakna berhubungan dengan profesion dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Jadi, profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau kualiti dari seseorang yang profesional (Longman, 1987). Dalam bidang teknologi informasi, tentunya etika dan profesi menjadi sangat penting khususnya di era informasi seperti sekarang ini. Para pelaku dunia IT harus mengetahui etika dan profesi dalam bidang yang mereka jalani ini.

Siapa yang terlibat dalam TSI ?
Pelaku utama dalam TSI adalah tentunya orang-orang yang berprofesi dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seperti software engineer, system analyst, database administrator, webmaster, dll. Ada empat isu etika era informasi pada umumnya, yaitu privacy (kerahasiaan), accuracy (kebenaran), property (kepemilikan), accessibility (hak akses). 
– Privacy. Contohnya, sebagai administrator untuk backup dan replikasi data, mereview data yang dipercayakan kepada Anda dilakukan seperlunya bila terkait dengan pekerjaan. Anda harus profesional.
– Accuracy. Informasi yang diberikan harus benar, ter-otentikasi, tepat, akurat, dan bertanggung jawab karena apa yang Anda informasikan bisa jadi merupakan bahan referensi dalam membuat keputusan.
– Property. Aspek ini berhubungan dengan siapa pemilik informasi, bagaimana harganya, siapa channel atau bagaimana informasi itu mengalir, siapa yang boleh mengakses.
– Accessibility. Berhubungan dengan informasi apa yang dapat diperoleh orang seseorang atau organisasi, dan dalam kondisi seperti apa. Hak akses ini erat hubungannya dengan privasi dan sekuriti.

Mengapa harus ada etika dan profesi?
Prinsip‐prinsip umum yang dirumuskan dalam suatu profesi akan berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan perbedaan adat, kebiasaan, kebudayaan, dan peranan tenaga ahli profesi yang didefinisikan dalam suatu negar tidak sama.
Adapun yang menjadi tujuan pokok dari rumusan etika yang dituangkan dalam kode etik (Code of conduct) profesi adalah:
Standar‐standar etika menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab terhadap klien, institusi, dan masyarakat pada umumnya.
Standar‐standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat kalau mereka menghadapi dilema‐dilema etika dalam pekerjaan.
Standar‐standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan fungsi‐fungsi profesi dalam masyarakat melawan kelakuan‐kelakuan yang jahat dari anggota‐anggota tertentu.
Standar‐standar etika mencerminkan / membayangkan pengharapan moral‐moral dari komunitas, dengan demikian standar‐standar etika menjamin bahwa para anggota profesi akan menaati kitab UU etika (kode etik) profesi dalam pelayanannya.
Standar‐standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi.
Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama dengan hukum (atau undang‐undang). Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi akan menerima sangsi atau denda dari induk organisasi profesinya.

Kapan kita menggunakan etika dalam TSI?
Jika ditanya kapan, tentunya setiap kita bersentuhan dengan TIK. Sebagai orang yang berprofesi di bidang teknologi informasi kita harus mengetahui batasan-batasan dan etika dalam bekerja, dan bersikap profesional. Di era informasi ini mungkin banyak orang awam yang menggunakan teknologi baik setiap saat atau setiap harinya, namun banyak juga yang tidak mengetahui baik dan buruknya hal-hal yang mereka lakukan dalam menggunakan informasi.

 

Implementasi etika dalam TSI pada dunia nyatanya masih menjadi isu menarik untuk di bahas, mengapa ?

Tidak sedikit pengguna teknologi sistem informasi yang tidak mengerti bahkan sengaja tidak mengindahkan etika dalam bersosial dan memanfaatkan TSI, seperti contoh di bawah ini :

–          Pengguna TIS tidak menghargai hak cipta atau hak privasi dan menyalah gunakan hak pengguna lain sehingga menimbulkan masalah

–          Penggunaan bahasa yang kasar atau tidak layak, masih menjadi hal yang lumrah terutama di kalangan muda pengguna TSI

–          Mindset mengenai peretas dewasa ini malah menjadi trend yang di anggap keren di kalangan tertentu, sehingga perilaku menyimpang ini sering kali di salah gunakan untuk kepentingan yang kurang baik dan tidak bermanfaat

–          Kurang nya didikan dan kontrol orang tua bagi pengguna di bawah umur sehingga keterbukaan informasi masih menjadi problema di dalam penggunaan TSI

–          Dan terutama design sistem yang masih memungkinkan terjadi mal function dan sarana penyalah guna beraksi (kurang tegas nya peraturan/tidak mengikat)

TUGAS ILMU SOSIAL DASAR – TUGAS KE 4 ILMU SOSIAL DASAR – Oleh : Wildan Salim Naji (18110513) 1KA29 January 24, 2014

Posted by didanrabian in Uncategorized.
add a comment

Ilmu Pengetahuan

Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.

Teknologi

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.

Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir.

Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.

Ciri-ciri manusia yang hidup di bawah garis miskin

  • Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan.
  • Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha.
  • Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD.
  • Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas.
  • Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.

 

 

Fungsi kemiskinan

  • Fungsi Ekonomi : penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial , membuat lapangan kerja baru dan memanfaatkan pemulung dalam mengumpulkan barang bekas.
  • Fungsi sosial : Menimbulkan rasa simpatik, sehingga munculnya badan amal dan zakat untuk menolong kaum miskin yang ada.
  • Fungsi cultural : Sumber inspirasi kebijaksanaan teknokrat, sumber inspirasi sastawan dan memperkaya budaya saling mengayomi antar sesama manusia.
  • Fungsi politik : sebagai kaum yang merasakan kinerja pemerintahan dalam perbaikan ekonomi, dan sebagai kaum yang mengkritik jika perekonomian tidak mengalami perubahan.

Agama Dan Masyarakat

Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibutikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figure nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan. Bukti di atas sampai apada pendapat bahwa agama merupakan tempat mencari makna hidup yang final dan ultimate. Kemudian, pada urutannya agama yang diyakini merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan sosialnya dan kembali pada konsep hubungan agama dengan masyarakat.

Membicarakan peranan agama dalam kehidupan sosial menyangkut dua hal yang sudah tentu hubungannya erat memiliki aspek-aspek yang terpelihara. Yaitu pengaruh dari cita-cita agama dan etika agama dalam kehidupan individu dari kelas social dan grup social, perseorangandan kolektivitas dan mencakup kebiasaan dan cara semua unsur asing agama diwarnainya. Yang mempunyai seperangkat arti mencakup perilaku sebagai pegangan individu (way of life) dengan kepercayaan dan taat kepada agamanya. Agama sebagai suatu sistem mencakup individu dan masyarakat, seperti adanya emosi keagamaan, keyakinan terhadap agamanya.

Dalam proses sosial, hubungan nilai dan tujuan masyarakat relative harus stabil dalam setiap momen. Bila terjadi perubahan dan kultural hancurnya bentuk sosial dan kultural lama. Masyarakat dipengaruhi oleh berbagai perubahan sosial. Setiap kelompok berbeda dalam dalam kepekaan agama dan cara merasakan titik kritisnya. Dalam kepekaan agama setiap kelompok berbeda dalam menafsirkannya, semua sesuai dengan situasi apa yang dihadapi oleh kelompok tersebut. Disamping menawarkan nilai-nilai dan solidaritas baru, juga tampil pola-pola sosial untuk mencari jalan keluar dari pengalaman yang mengecewakan anomi, menetang sumber yang nyata dan mencoba mengambil upaya pelarian yang telah disediakan oleh situasi.

 

3 tipe kaitan agama dengan masyarakat

Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan sebenarnya secara utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954), yaitu:

  • Masyarakat yang terbelakang dan nilai- nilai sacral. Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyarakat menganut agama yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat, dalam kelompok keagamaan adalah sama.
  • Masyarakat- masyarakat pra- industri yang sedang berkembang. Keadaan masyarakat tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi daripada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam tipe masyarakat ini. Dan fase kehidupan sosial diisi dengan upacara- upacara tertentu.
  • Masyarakat- masyarakat industri secular. Masyarakat industri bercirikan dinamika dan teknologi semakin berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan, sebagian besar penyesuaian- penyesuaian terhadap alam fisik, tetapi yang penting adalah penyesuaian- penyesuaian dalam hubungan kemanusiaan sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai konsekuensi penting bagi agama, Salah satu akibatnya adalah anggota masyarakat semakin terbiasa menggunakan metode empiris berdasarkan penalaran dan efisiensi dalam menanggapi masalah kemanusiaan, sehingga lingkungan yang bersifat sekular semakin meluas. Watak masyarakat sekular menurut Roland Robertson (1984), tidak terlalu memberikan tanggapan langsung terhadap agama. Misalnya pemikiran agama, praktek agama, dan kebiasaan- kebiasaan agama peranannya sedikit.

 

Contoh – contoh konflik agama yang terjadi di masyarakat                                                             

Contoh-contoh dan kaitannya tentang konflik yang ada dalam agama dan masyarakat didalam masyarakat terdapat perbedaan agama yang dianut dari masing-masing individu namun diantara mereka tidak saling menghargai dalam perbedaan agama tersebut , dan akan timbul permasalahan seperti:

  • Konflik perbedaan pendapat tentang agama.
  • Perpecahan.
  • Peperangan antar agama.
  • Pelecehan Agama.
  • dll.

 

TUGAS PENGANTAR TELEMATIKA – PERANAN TELEMATIKA – Oleh : Wildan Salim Naji (18110513) 4KA31 January 23, 2014

Posted by didanrabian in Uncategorized.
add a comment

                Telematika kini telah menjadi prioritas dalam kehidupan, dunia pendidikan, bahkan bisnis sekalipun. Dibeberapa lingkungan TELEMATICS adalah singkatan dari TELECOMMUNICATION and INFORMATICS sebagai wujud dari perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah Telematics juga dikenal sebagai (the new hybrid technology) yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu atau populer dengan istilah konvergensi. Namun awalmula sejahnya tercipta istilah telematika terpapar jelas di artikel saya TELEMATIKA. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang peran dari pada telematika di dalam kehidupan sehari-hari.

               

1. Bidang Pendidikan

                Dalam bidang pendidikan peranan telematika cukup penting. Dalam dunia pendidikan ini peranan telematika dapat membuat kemajuan dunia pendidikan dan mempermudah dalam dunia pendidikan untuk proses pembelajaran. E-learning merupakan contoh dari berkembangnya dunia pendidikan dari cara konvensional (tatap muka di kelas) ke cara yang lebih terbuka melalui internet. Hal ini dapat terjadi karena adanya teknologi telematika yang dapat menghubungkan pengajar dengan muridnya. Kegiatan seperti memberikan materi belajar, melakukan ujian, mengirim tugas, mengecek nilai dapat dilakukan secara elektronik.E-learning ( pendidikan terbuka dengan metode jarak jauh ) merupakan contoh dari berkembangnya dunia pendidikan dari cara konvensional (tatap muka di kelas) ke cara yang lebih terbuka melalui internet. Hal ini dapat terjadi karena adanya teknologi telematika yang dapat menghubungkan pengajar dengan muridnya.

 

2. Bidang Ekonomi

                Salah satu bidang yang di cakup dalam penerapan ilmu telematika dalam bidang ekonomi adalah E-commerce. E-commerce ( transaksi jual beli secara elektronik ) merupakan suatu proses pembelian, penjualan, mentransfer, atau pertukaran produk, jasa, atau informasi melalui jaringan komputer termasuk internet. Manfaat internet dalam e-Business secara nyata dapat menekan biaya transaksi daam berbisnis dan memberikan kemudahan dalam diversifikasi kebutuhan.

 

3. Bidang Pemerintahan

                E-Government ( admnistrasi pemerintahan secara elektronik ) adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara Pemerintah dan pihak-pihak lain. Contoh nyata dari program e-government ini adalah adanya badan khusus yang mengurus hal – hal berkaitan dengan telematika yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesi (TKTI). Tim ini bertugas untuk mengkoordinasikan perencanaan dan mempelopori kegiatan dalam rangka meningkatkan perkembangan dan pendayagunaan telematika di Indonesia

 

4. Bidang sosial media

                Istilah sosial media dewasa ini kerap terdengar dan bahkan menjadi kebutuhan pokok bagi mayoritas masyarakat. Sosialita menggunakan media ini sebagai alat komunikasi yang juga berperan sebagai perluasan jaringan hingga promosi dan arena kompetisi bagi kaum hedonisme, dalam hal ini yang saya lihat sisi negatif dari sosial media. Disamping itu bila kita lihat dari sisi baik nya, sosial media secara fungsi terkadang mampu menggantikan peran media masa dalam hal kecepatan penyebaran informasi dan berita sehingga untuk kepentingan pengumuman dan sosialisasi atau bahkan peringatan hal penting seperti kemacetan lalulintas, bencana alam, dan hal lainya dapat dengan mudah tersampaikan ke masyarakat luas dari akun ke akun hingga antar jejaring sosial.

TULISAN TELEMATIKA – SPEECH RECOGNITION November 20, 2013

Posted by didanrabian in Uncategorized.
add a comment

Salah Satu Teknologi Telematika, Speech Recognition!

            Kali ini saya akan mencoba membahas salah satu teknologi dalam bidang telematika, selain daripada penggunaan dalam GPS, telematika juga berkembang menjadi teknologi pengenal suara dan pembaca teks, hebat yaa si telematika ini hehe. Nah sekarang, apa itu Pengenalan Suara? Pengenalan Suara Otomatis atau bahasa gaulnya Speech Recognition, adalah suatu proses untuk mengenali seseorang dengan

 mengenali suara dari orang tersebut. Automatic speaker recognition adalah penggunaan sebuah

 mesin untuk mengenali seseorang dari sebuah frasa yang diucapkan. Sistem ini dapat berfungsi

 dalam dua buah mode yaitu mengenali seseorang yang khusus atau membuktikan identitas yang

 diklaim oleh seseorang.

            Cukup intronya sekarang langsung aja hehe, jaman sekarang banyak sekali yang menggunakan teknologi ini baik dari pc, hingga ke mobile. Contohnya saja Windows 7 yang sudah menggunakan teknologi ini, berlanjut ke Iphone dengan Siri-nya yang terkenal, android pun tidak kalah dengan menampakkan Google Now. Tapi saya akan mencoba membahas sebuah aplikasi lain yang mengadopsi teknologi ini. Aplikasi ini menggunakan platform android, yang memang sudah mendukung Speech Recognition. Nama aplikasi ini adalah Utter, sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh salah satu leluhur sakti di forum xda-developer. Utter sendiri masih versi beta, akan tetapi performancenya tidak dapat diragukan lagi, utter bukanlah asisten pribadi yang kita butuhkan tapi yang kita inginkan. Let’s check this out!

User Interface

 

            Sejujurnya User Interface aplikasi ini bukanlah hal utama yang harus kita kritik, karena kita akan sibuk dengan banyaknya hal yang bisa kita lakukan dengan aplikasi ini dan banyaknya kustomisasi yang bisa kita atur. User Interfacenya memiliki banyak menu yang bisa di scroll ke bawah, dan jika di klik akan memiliki sub menu yang juga dapat di scroll ke bawah. Cukup membingungkan untuk pengguna pemula, tapi dibalik fiturnya yang mengagumkan saya rasa pengembang aplikasi ini punya alasan sendiri menggunakan UI yang merepotkan, makanya juga masih dalam tahap beta.

Image

Image

Performance

            Sepanjang pemakaian saya selama kurang lebih sebulan ini, aplikasi ini bekerja cukup baik. Disini saya tidak membahas semua fiturnya satu per satu, hanya yang menjadi favorit saya saja. Diantaranya adalah:

  • Pertama, fitur untuk mengatur panggilan yang kita mau, cukup dengan mengatakan “call me + panggilan yang diinginkan”, contoh “call me ganteng”. Buat yang ga pernah di panggil ganteng atau cantik sama orang, bisa nyuruh hape kita buat manggil kita sambil memuji kita loh haha
  • Kedua, kita bisa update status facebook dan twitter dengan cepat menggukan aplikasi ini. Gampang kan cukup ngobrol sama hape nanti status kita terupdate sendiri, tapi inget jangan jadi spam! Haha. Oh ya untuk menggunakan fitur ini kita harus menggunakan aplikasi resmi twitter dan facebook dari google play store.
  • Ketiga, jika hape kita sudah di root maka fitur-fitur yang cukup mengesankan dapat kita gunakan, contoh cukup dengan mengucapkan “take a screenshot” maka aplikasi ini akan mengambil screenshot dari hape kita, what amaze! Yang paling mengesankan adalah fitur untuk poweroff dan reboot jika sudah di tambahkan fitur root ini, 5 jempol untuk brandal

Image

Kesimpulan

 

            Kendala aplikasi ini cuma menguras baterai saja, karena harus selalu berjalan dimana pun kita berada di dalam hape kita karena terikat dengan status bar. Tapi, dengan segala fitur yang sudah ada saat ini walaupun masih versi beta, aplikasi ini pasti akan lebih baik dan menyenangkan nantinya, gak sabar menunggu!

 

Referensi:

TUGAS ILMU SOSIAL DASAR – PELAPISAN SOSIAL – Oleh : Wildan Salim Naji (18110513) 1KA29 November 20, 2013

Posted by didanrabian in Uncategorized.
add a comment

Pelapisan Sosial

            Pelapisan sosial merupakan proses menempatkan diri dalam suatu lapisan (subyektif) untuk penempatan orang kedalam lapisan tertentu. Perwujudan dari gejala stratifikasi sosial adalah adanya tingkatan tinggi dan rendah. Dasar dan inti lapisan-lapisan didalam masyarakat adalah karena tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak, kewajiban dan tanggung jawab, serta dalam pembagian nilai-nilai sosial an pengaruhnya diantara anggota masyarakat.

 

Terjadinya pelapisan sosial

  1. Terjadi dengan sendirinya

Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yagn menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan

berdaarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat

itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya.

    2. Terjadi dengan disengaja

Sistem palapisan ini disusun dengan sengaja ditujuan untuk mengejar tujuan bersama. Didalam pelapisan ini ditentukan secar jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.

Teori Pelapisan Sosial

  1. Masyarakat terdiri dari kelas atas/ upper class, dan kelas bawah/ lower class
  2. Masyarakat terdiri dari 3 kelas, upper class, middle class, lower class
  3. Masyarakat terdiri dari uuper class, upper middle class, lower middle class, lower class

            Teori tentang pelapisan masyarakat menurut para ahli

  1. Aristoteles, yaitu tiap negara terdapat tiga unsur yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali dan mereka yang berada di tengahnya.
  2. Prof. Dr. Selo sumarjan  dan Soelaiman Soemardi SH.MA : selama dalam masyarakat ada yang dihargai oleh masyarakat itu  maka barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.

Kesamaan Derajat

            Sifat perhubungan perhubungan antara manusia dengan lingkungan masyarakat umumnya timbal balik artinya orang sebagai angota masyarakat mempunyai hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan negara. Hak dan kewajiban penting ditetapkan dalam undang-undang/ konstitusi. Undang-undang tersebut berlaku bagi semua orang tanpa kecuali dalam arti semua orang memiliki kesaman derajat. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai sektor kehidupan. Hak inilah yang dikenal sebagai hak asasi manusia.

Pasal-Pasal Tentang Persamaan Hak

 

  1. Pasal 27(2) UUD 1945: menyatakan bahwa, tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
  2. Pasal 29(2) UUD 1945: menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.

Pengertian Desa

 

            Pengertian desa menurut kamus Poerwadarminta (1976) adalah : “sekelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan, kampung (di luar kota);

 dusun;… 2 dusun atau udik (dalam arti daerah pedalaman sebagai lawan dari kota);….”.

 Desa menurut kamus tersebut terutama dalam arti fisik. Lain lagi dengan istilah desa

 dalam rembug desa, yang berarti fisik, masyarakat dan pemerintahannya.

 

 

Ciri-Ciri Desa

  1. Mata pencaharian penduduk relatif pada sektor pertanian.
  2. Perbandingan antara lahan dan penduduk relatif besar. Yaitu dimana lahan yang luas di huni oleh penduduk yang sedikit.
  3. Hubungan antar warga relatif akrab.
  4. Pada umumnya tradisi leluhur masih di pegang kuat.

 

 

Ciri-Ciri Masyarakat Desa

  1. Sederhana

Sebagian

 besar

 masyarakat

 desa

 hidup

 dalam

 kesederhanaan.

    2. Mudah curiga

Secara umum, masyarakat desa akan menaruh curiga pada hal-hal baru di luar dirinya yang belum dipahaminya

 atau seseorang/sekelompok yang bagi komunitas mereka dianggap “asing”

    3. Guyub, kekeluargaan

 

Sudah menjadi karakteristik khas bagi masyarakat desa bahwa suasana

 kekeluargaan dan persaudaraan telah “mendarah-daging” dalam hati sanubari

 mereka.

Macam-Macam Pekerjaan Gotong Royong Yang Ada Di Desa

 

  1. Bertani
  2. Membangun rumah dan tempat peribadatan
  3. Berkebun
  4. Acara-acara kebudayaan

 

 

Sifat Dan Hakikat Masyarakat Pedesaan

            Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya
adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah. Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.

 

 

Sistem Budaya Petani Indonesia

 

  1. Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup
  2. Mereka menganggap alam itu tidak menakutkan jika terjadi bencana
  3. Dalam menghadapi alam mereka cukup bekerja sama

 

 

Fungsi desa

  1. Sebagai sumber tempat produksi pangan
  2. Sebagai sumber paru-paru masyarakat karena biasanya desa sangatlah asri dan banyak pepohonan
  3. Sebagai tempat pelepas rasa penat karena keindahannya
  4. Sebagai tempat belajar gotong-royong dan bekerja sama.

 

 

Masyarakat Perkotaan

 

            Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat

 kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang

 berbeda dengan masyarakat pedesaan.

 

 

Pengertian Kota

 

            Definisi klasik oleh Amos

Rappoport

: “Suatu

 permukiman

 yang

relatif

 besar

 padat

 dan

permanen

,

terdiri

 dari

kelompok

 individu

-individu

yang heterogen dari

segi

 sosial”.

Defisini modern: “Suatu Permukiman dirumuskan bukan dari ciri morfologi kota tetapi dari suatu fungsi yang menciptakan ruang-ruang efektif melalui pengorganisasian ruang dan hirarki tertentu.

 

Ciri-Ciri Masyarakat Kota

 

  1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa

    2. Orang kota paa umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individ

    3. Pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata

    4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa

    5. Interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi

 

Hubungan Desa Dengan Kota

 

            Hubungannya adalah interaksi wilayah yaitu wilayah desa dan Kota. Interaksi wilayah (Spatial Interaction) adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara dua wilayah atau lebih, yang dapat melahirkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru, secara langsung maupun tidak langsung, sebagai contoh antara kota dan desa. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi antar wilayah memiliki tiga prinsip pokok sebagai berikut :

  1. Hubungan timbal – balik terjadi antara dua wilayah atau lebih.
  2. Hubungan timbal balik mengakibatkan proses pengerakan, misal Pergerakan manusia (Mobilitas Penduduk).
  3. Hubungan timbal balik menimbulkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru yang bersifat positif dan negatif.

 

 

Referensi: